Senin, 05 April 2010

Lokasi Daerah dan Rute Ke Wonosobo

Lokasi Daerah

Secara geografi Kabupaten Wonosobo terletak antara 7o.11' dan 7o.36' Lintang Selatan, 109o.43' dan 110o.4' Bujur Timur. Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari ibu kota Propinsi Jawa Tengah dan 520 Km dari ibu kota negara (Jakarta) dengan ketinggian berkisar antara 270 meter sampai dengan 2.250 meter di atas permukaan laut.

Kabupaten Wonosobo merupakan bagian dari Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Wonosobo terletak dibagian tengah-tengah dan berbatasan dengan beberapa kabupaten tetangga; sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Batang, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Magelang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan Purworejo, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Kebumen.

Dengan kondisi alam yang sedemikian rupa, satau-satunya jenis angkutan untuk menuju Wonosobo hanyalah angkutan darat. Dahulu pernah ada kereta api jurusan Purwokerto, sekarang hanya tinggal rel-nya. Meskipun demikian, transportasi ke dan dari Wonosobo relatif ramai. Transporatsi dari luar kota dapat anda pilih, bis atau jenis travel. Namun banyak juga yang mencarter taxi dari Semarang atau Yogyakarta.


Rute Ke Wonosobo

Dari Semarang (Ibu kota Provinsi)

Di terminal antar kota Terboyo banyak terdapat bis yang melayani trayek Semarang - Purwokerto melalui Wonosobo. Jaraknya sekitar 120 km dan waktu tempuh kira-kira 3.5 jam. Rutenya adalah :

(Semarang-Ungaran-Bawen-Ambarawa) - (Secang-Temanggung-Parakan) - (Kertek-Wonosobo)

Dari Surakarta (Solo)

Walaupun tidak banyak bis langsung dari Solo ke Wonosobo namun ada beberapa perusahaan bis yang melayani trayek ini. Anda dapat mendapatkan bis tersebut di terminal Tirtonadi jurusan Solo-Purwokerto via Wonosobo. Jaraknya sekitar 180 km waktu tempuhnya kita-kira 6 jam. Jalurnya adalah :

(Solo-Kartasura) - (Boyolali-Ampel) - (Salatiga-Bawen- Ambarawa) - (Secang-Temanggung-Parakan) - (Kertek-Wonosobo)

Dari Magelang

Jalur dari Magelang ini merupapakan jalur ke Wonosobo yang ramai. Kira-kira sepuluh menit sekali ada bis yang datang dan pergi. Bis terakhir kira-kira jam 19.00 berangkat dari terminal antar kota Magelang. Jaraknya sekitar 65 km dengan waktu tempuh kira-kira 2 jam. Jalurnya adalah :

(Magelang-Secang) - (Temanggung-Parakan) - (Kertek-Wonosobo)

Disamping itu, ada rute alternatif ke Wonosobo dari Magelang ini, terutama untuk mempersingkat jalan dari Borobudur-Wonosobo. Ada trayek micro bis langsung dari Magelang ke Wonosobo namun tidak sampai di kota Wonosobo, melainkan hanya sampai di Sapuran, salah satu Kecamatan di Wonosobo. Dari Sapuran ke Wonosobo jaraknya 18 km dan banyak sekali angkutan yang siap melayani anda. Jalur Borobudur-Wonosobo ini sering dijadikan alternatif travel Borobudur - Wonosobo.

Dari Purworejo

Jalur dari purworejo tidak terlalu ramai, baik ramainya kendaraan maupun pemukiman. Jalannya cukup baik namun berbelak-belok cukup tajam dan menanjak. Tidak ada bis besar yang melayani trayek ini, tetapi banyak micro bis yang beroperasi. Sejak terminal Purworejo pindah ke terminal baru, bis jurusan Wonosobo tidak masuk di terminal antar kota Purworejo. Micro bis jurusan Wonosobo biasanya mangkal di terminal lama atau di Purworejo Plaza. Jika anda dari arah Yogyakarta, silahkan turun di pertigaan Don Bosko, naik angkota dan turun di terminal lama atau di komplek Purworejo Plaza. Jarak Purworejo-Wonosobo sekitar 50 km dan waktu tempuh sekitar 2 jam. Jalurnya adalah :

(Purworejo-Loano) - (Kepil-Sapuran-Kalikajar-Kertek-Wonosobo)

Jika anda naik kendaraan pribadi, harap hati-hati sebab jalur ini walaupun agak sempit, banyak truk yang biasanya mengangkut kayu.

Dari Yogyakarta

Tidak ada trayek langsung dari Yogyakarta ke Wonosobo. Namun karena jalur Yogyakarta - Magelang - Semarang sangat ramai, dengan sendirinya dari Yogyakarta ke Wonosobo menjadi sangat mudah. Dari terminal Umbulharjo, atau dari terminal Jombor, naik bis jurusan Magelang dan turun di terminal antar kota Magelang, baru ke Wonosobo. Total jarak sekitar 120 km dan waktu tempuh kira-kira 3.5 jam. Jalurnya adalah :

(Yogyakarta-Sleman-Tempel) - (Muntilan-Magelang)
Selanjutnya ikuti jalur dari Magelang.

Dari Yogyakarta ke Wonosobo, disamping lewat Magelang, anda juga dapat lewat jalur Purworejo. Dari Terminal Umbulharjo atau Nggamping, naik bis jurusan Purworejo dan baru melanjutkan ke Wonosobo. Total jarak sekitar 120 km dengan waktu tempuh sekitar 3.5 jam. Rutenya adalah :

(Yogyakarta-Sentolo-Wates) - (Purworejo). Selanjutnya ikuti jalur dari Purworejo

Dari Purwokerto

Merupakan jalur yang ramai. Ada banyak bis yang melayani trayek ini. Untuk jalur ini, kira-kira setiap sepuluh menit ada bis yang datang dan pergi. Ada bis yang hanya melayani trayek Purwokerto-Wonosobo dan ada trayek Purwokerto-Semarang lewat Wonosobo. Anda bisa mendapatkan bis jurusan Wonosobo di terminal utama Purwokerto. Jaraknya sekitar 120 km dan waktu tempuh sekitar 3 jam. Jalurnya sebagai berikut:

(Purwokerto-Sokaraja) - (Purbalingga-Bukateja) - (Klampok-Banjarnegara) - (Selomerto-Wonosobo)

Dari Kebumen 

Meskipun masih langka, sebenarnya ada jalur langsung Wonosobo-Kebumen. Jalurnya berbelok-belok dan naik turun. Anda dapat mendapatkan bis jurusan Wonosobo-Kebumen di terminal antar kota Wonosobo namun hanya beberapa buah saja. Jaraknya sekitar 65 km dengan waktu tempuh sekitar 2.5 jam. Jalurnya sebagai berikut :

(Kebumen) - (Wadaslintang-Kaliwiro-Selomerto-Wonosobo)

Dari Jabodetabek

Trayek Jabotabek Wonosobo dilayani oleh banyak armada yang terdiri dari berbagai perusahaan oto bis. Anda bisa mendapatkan bis tersebut di terminal: Pl Gadung, Kp Rambutan, Bekasi, Lebak Bulus, Cimone, Merak dan Bogor. Dengan jarak 520 km, dari sekitar wilayah Jakarta, bis biasanya berangkat sekitar pukul 17 wib dan sampai di Wonosobo menjelang fajar.



Sumber:

http://www.wonosobokab.go.id/?m=geo2

21 Objek Wisata Dieng

Kawasan wisata Dieng di Jawa Tengah yang menyimpan tidak kurang dari 21 objek wisata (ow) alam masih menjadi wisata andalan bagi daerah ini untuk menyedot wisatawan nusantara maupun asing.

Puluhan objek wisata itu memiliki aneka ragam “atraksi alam” baik berupa telaga, gua, sumber air panas, air terjun, dan yang lainnya, sampai saat ini masih menjadi wisata andalan bagi Provinsi Jawa Tengah umumnya, dan Kabupaten Wonosobo serta Banjarnegara khususnya, kata Drs. Markun Sriyanto, pegiat pariwisata di Wonosobo, Rabu.

“Objek wisata alam di kawasan Dieng memang terdapat di dua kabupaten yakni Wonosobo dan Banjarnegara,” katanya ketika dihubungi dari Semarang.

Menurut dia, objek wisata alam yang ada di Kabupaten Wonosobo ada sekitar 12 objek, meliputi telaga warna, telaga pengilon, gua Semar, gua sumur, gua jaran, batu tulis/batu Semar, kawah sikendang, telaga cebong, air terjun sikarim, air terjun seloka, Gunung Sikunir dan telaga menjer.

Sedangkan objek wisata alam kawasan Dieng yang masuk Kabupaten Banjarnegara tak kurang dari sembilan objek meliputi Curug Sirawe, Kawah Sikidang, Telaga Balekambang, Telaga Merdada, Telaga Dringo, Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, Sumur Jalatunda dan Gua Jimat.

“Sampai saat ini semua objek wisata tersebut terus dikelola oleh masing-masing pemkab tersebut dengan baik, bahkan Dinas Pariwisata Jateng juga aktif memasarkan objek wisata yang ada di daerah ini,” katanya.

Karena itu tidak mengherankan jika Objek Wisata Dieng sampai sekarang terus diminati baik oleh wisatawan nusantara maupun asing, katanya.

Menurut dia, selain objek wisata alam, kawasan Dieng juga memiliki atraksi budaya berupa hasil olah budi manusia, misalnya seni pertunjukan tari Angguk, dan tradisi cukur rambut gembel serta beraneka ragam seni kerajinan.

Sedangkan peninggalan bersejarah meliputi kelompok Candi Arjuna, Candi Dwarawati, Candi Gatotkaca, Candi Bima, watu kelir, tuk Bimolukar dan Ondho Buddho.[*ZON/ant]


Sumber:

http://matanews.com/2008/12/11/21-onjek-wisata-dieng/

11 Desember 2008

Mensederajatkan Dieng dengan Genting Highlands

Genting Highland yang merupakan puncak gunung dari pegunungan Titiwangsa di Malaysia menjadi tempat resort yang amat terkenal di dunia. Berada di perbatasan negara bagian Pahang dan Selangor Genting Highland dapat dicapai dengan satu jam berkendara roda empat dari Kuala Lumpur. Di sana kita dapat memanfaatkan kereta gantung Genting Skyway (yang saat ini merupakan yang tercepat di dunia dan terpanjang di Asia Tenggara) sembari menyaksikan pemandangan pegunungan Titiwangsa.

Keindahan Dieng Saja Tidak Cukup
Saya jadi merasa sangat iri sekaligus tidak habis pikir terhadap dunia pariwisata negeri kita ketika saya berkunjung ke Genting Highland, dan pikiran saya menerawang jauh membandingkan dengan kondisi Dieng. Mengapa dengan kondisi geografis yang hampir sama, bahkan Dieng memiliki keunggulan wisata historis dengan candi-candi dan juga aneka keunikan alamnya, tak mampu untuk sejajar dengan Genting Highland sebagai tujuan wisata?

Ternyata keunggulan Genting Highland yang didirikan oleh Lim Goh Tong dari Fujian, China di awal tahun 1960-an, dan tidak dimiliki oleh Dieng, ada pada sarana dan prasarana penunjang yang menjadikan wisatawan betah untuk tinggal dan menghamburkan uangnya di Genting Highland.

Sehingga, bisa dikatakan objek wisata yang indah saja tidak cukup, namun perlu pula fasilitas penunjang lainnya. Karena di Genting Highland, terdapat beberapa hotel seperti Hotel Genting, Hotel Highlands, Hotel Resort, Hotel Theme Park, Awana Genting, dan Hotel First World yang tentu saja menjadikan wisatawan betah untuk berlama lama berwisata di sana. Bahkan, Hotel First World yang nota bene dibangun diketinggian 2000 meter diatas permukaan laut, memiliki 6.118 kamar, yang menjadikannya sebagai hotel kedua terbesar di dunia saat ini. Bandingkan dengan Dieng, bahkan Hotel kelas melati pun jarang kita temukan.

Fasilitas lain yang ada di sana dan menjadi tujuan utama wisatawan adalah keberadaan theme park, lapangan golf, mal perbelanjaan, simulator sky diving, hall konser dan masih banyak lagi. Sebuah hal yang tak pernah kita jumpai di Dieng. Maka tidaklah mengherankan jika Genting Highlands dipilih menjadi World's Leading Casino Resort in Nov 2005 oleh World Travel Awards.

Perbandingan di atas tentu saja menjadikan derajat dataran tinggi Dieng jauh berada di bawah Genting Highland. Sehingga, kesimpulan saya, Dieng sebenarnya mempunyai potensi yang sama untuk dijadikan pariwisata yang berkelas dunia laiknya Genting Highland. Dengan syarat tentunya, Dieng harus memiliki fasilitas-fasilitas sebagaimana yang genting Highland miliki guna “menawan” para wisatawan untuk berlama-lama menghabiskan uangnya.

Jika melihat potensi yang begitu besar pad objek wisatya Dieng, seharusnya pemerintah tidak segan-segan untuk mengucurkan investasinya dibidang pariwisata ke Dieng. Atau, jika memang tidak mampu, pihak swasta seharusnya juga mampu digandeng untuk bersama-sama mewujudkan sektor pariwisata berkelas dunia. Bahkan jika kita melihat segi workable-nya, Dieng untuk dikembangkan dan dibangun sarana dan prasarananya, akan lebih mudah ketimbang Genting Highland yang topografinya relatif lebih curam.

Hanya saja, adakah kemauan para pemangku kebijakan di dua daerah tersebut (Banjarnegara dan Wonosobo) yang mau berfikir dan berangan-angan menjadikan Dieng sederajat dengan Genting Highland? Sudah saatnya kita memiliki objek wisata berkelas dunia.

Heni Purwono, Mahasiswa Magister Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro. Peserta Student Exchange Aktivis Mahasiswa Depdiknas ke Malaysia

Sumber:
http://citizennews.suaramerdeka.com/?option=com_content&task=view&id=604
14 Januari 2009